Sabtu, 21 Januari 2012


"Suasana ngantri ayam penyet"


“aku lagi dikantin penyet sekarang, buruan kesini deh”. Seorang mahasiswi mengakhiri percakapan ditelpon.  Ini kategori discourse. Tanpa tahu konteks, pembaca akan kebingungan, apa maksud percakapan telpon yang satu ini. Apanya yang penyet? Kantin apa ini sebenarnya? Kenapa temen yang lain itu mesti buru buru kesana?

Yap. Tentu saja ini sebuah kantin diarea kampus. Universitas Jambi Mendalo tepatnya. Dideretan kantin Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan, ialah sebuah kantin yang berada paling ujung sebelah kanan. Ia tak pernah sepi pengunjung. Beberapa mahasiswa akan menanti dibawah pohon didepan kantin itu untuk mengantri makan siang. Namanya Kantin Sahabat. Buka dari pukul 7 pagi hingga pukul 1.30 siang.
pelanggan setiaaa!
Kantin sahabat adalah milik 2 bersaudara Santosa(31) dan Samsul Bahri (31). Mereka berdua orang Jawa Pati. Pertama kali dibuka pada 27 Desember 2008. Dari dulu hingga sekarang, menu andalannya adalah ayam penyet dan ayam Ka Ef Si. Tapi kemudian nama kantin sahabat hanya tinggal dipapan merek. Kantin penyet jauh lebih terkenal dikalangan mahasiswa.

Awal 2008, Santosa dan Samsul Bahri memutuskan untuk merantau ke Pekanbaru. Usaha mereka sama. Usaha makanan. “dagang itu memang jiwa kita dan kita juga suka makanan, makanya kita tertarik buka usaha makanan, lagian manusia mana pernah berhenti makan” Santosa memulai ceritanya. “Itu hanya bertahan sebentar saja. Sebab di Pekanbaru apa apa nya mahal”. Lalu mereka memutuskan ke Jambi. Awalnya mereka juga sudah pernah ke Jambi, tapi untuk berdagang kasur. Pati adalah penghasil kapas terbesar di Indonesia.

mas Edi susanto!
Memulai usaha tidak pernah mudah. Awal dibuka di kawasan kampus UNJA Mendalo, Santosa dan Samsul hanya punya tidak lebih dari 15 pelanggan setiap harinya. Mereka hanya menghabiskan 2 kilogram ayam perhari. Bahkan di Minggu pertama, mereka pernah hanya menghabiskan 1,5 kg saja. “Mungkin mahasiswa pada bingung, ini yang punya kantin laki laki, terus namanya ayam penyet, apaan tu?”, Santosa membuat persepsinya sendiri tentang tanggapan mahasiswa kepada mereka. Tapi dari bulan ke bulan, bagaikan tanaman yang dibiarkan tetap ditanah dan dilihat orang lain, maka pelanggan mulai ramai. Si pelanggan yang satu mengajak temannya yang lain. Begitu seterusnya. Jumlah ayam yang di suplai juga kian meningkat. Dari 2 kg menjadi 5 kg, 10 kg, 15 kg, dan ditahun 2011 hingga sekarang, Santosa harus membeli 25 kg ayam perhari. Mereka mulai berpikir menambah pegawai baru. Sekarang ada 3 orang yang membantu Santosa melayani pembelinya. Mbak Titin dan mbak dian ahli sekali menggiling sambal. Mbak wuri bertugas memasak nasi dirumah.

Ayam ayam itu digoreng didepan pembeli. Urusan menggoreng adalah urusan Samsul. Samsul tidak punya pengalaman bekerja di outlet ayam krispi milik Kentucky atau California. Keahlian itu didapat secara otodidak. Di jawa, warung ayam penyet dimana mana. Di Jambi tidak sebanyak di Jawa, makanya kami putuskan menjual ayam penyet dan ayam krispi.” Kata Samsul.  Ada satu tips dari Samsul untuk ibu ibu yang ingin memasak ayam krispi untuk keluarga. minyak gorengnya mesti banyak, pake wajan yang lumayan besar sehingga ayam tidak langsung menyentuh kuali. Dan api kompor harus stabil.

Bicara soal pelanggan, adalah 4 sekawan mahasiswa  FKIP Bahasa Inggris yang menghabiskan waktu mereka 4 kali dalam seminggu di kantin penyet. Mereka adalah Muhammad Arrozi, Ahmad Mubadillah, Bara Sapta Anugrah dan Anggi Afriansyah. Pada dasarnya mereka suka olahan daging ayam apapun, tapi mereka punya alasan lain kenapa suka sekali ke kantin penyet.  Kata Arrozi “Buat mahasiswa, pertimbangan harga dan seberapa puas kita setelah makan itu adalah nomor satu”. Dengan 8 ribu rupiah, ditambah menu lengkap di ayam penyet, ada nasi, ayam, sayuran, itu bisa bikin kita kuat dengerin kuliah sampe sore. “Kantin penyet satu satunya kantin yang bikin kita ngantri kalo mau makan, tapi itu tetep kantin favorit kita” Mubadillah menambahkan. Hal lain yang bikin kantin penyet dicintai mahasiswa juga karena sambalnya yang khas. 

Setiap hari Santosa menghabiskan 1,5 kg cabe rawit, 6 kg bawang merah dan 4 kilo gram bawang putih juga tomat. Inilah bedanya ayam krispi KFC dengan kantin sahabat. Ketika KFC mati matian mengenalkan saos tomat dan saos cabe. Kombinasi KFC dan sambal khas Indonesia benar benar menggugah selera dan patut dicoba. Ayam goreng mereka juga punya daging yang lembut alias gak alot. Krispinya juga renyah dan gurih.

2011 akhir, Santosa mengajak adik kembarnya Sunarto yang telah merantau lebih dulu ke Malaysia untuk mengembangkan usaha di Jambi. Sekarang mereka bertiga bersaudara di Jambi. Tebak apa, mereka  juga telah punya 3 cabang warung makan serupa. Semuanya terletak di Mendalo. Nama warungnya berbeda beda. Kantin Sahabat di Unja Mendalo di kelola Santosa. Sedangkan Sunarto dan Samsul mengelola dua warung lainnya. Dua warung makan lainnya menyediakan menu tambahan, seperti ayam panggang. Ini tak kalah lezat dengan ayam penyet dan ayam krispi. Tapi  tetep akan ada sambal andalan di dalam piring kalian.

Putri dan Sri misalnya, mahasiswi Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Mereka memesan ayam panggang waktu itu. Selain sambal mereka juga suka tekstur ayam yang lembut. “Ayam krispi atau ayam panggang diluaran suka alot, nah yang ini gak. Lagian harganya pas buat kantong kita. Sedep deh” kata Sri. Putri menambahkan kalau mereka sudah lama jadi pelanggan setia warung makan ini.
mbak mbak ekonomi. g tau gue namanya!
Untuk bisa mendapat pelanggan seramai sekarang bukanlah jalan yang singkat untuk diceritakan. Santosa dan kawan kawan bukanlah tanpa hambatan. Harga ayam yang naik turun terkadang membuat mereka cuti jualan di hari Jumat dan Sabtu. Itu jauh lebih baik, daripada mengecilkan potongan ayam. Sebab pelanggan pasti protes.  

Sampai hari ketika artikel ini terbit, kantin penyet masih tetap ramai. Masih menyisakan orang orang yang ingin makan siang di luar warung. Jangan pernah berpikir untuk datang lebih dari pukul 2 siang. Karena anda tidak akan kebagian. Dengan 8 ribu saja, anda akan bisa tahan bolak balik masuk kuliah hingga pukul 4 sore. G heran kalo kita bilang Ayam penyet cocok buat Mahasiswa yang kantongnya masih penyet. Selamat mencoba.


1 komentar :

  1. kenapa jadi laper gini setelah baca ckckck

    kayaknya mbak pelanggan yg megang kecap laper banget toh :D

    BalasHapus